Rizky Mubarok, adalah nama terindah yang dianugerahkan
oleh orang tua saya kepada saya. Saya dilahirkan di
Kabupaten Bojonegoro pada
tanggal 23
Juni 1996. Saya
senang mengunjungi
tempat-tempat asing yang terkadang orang enggan untuk pergi kesana, seperti
halnya sawah, hutan, dan jurang, selain itu saya juga sangat senang jika
hari-hari saya ditemani oleh musik. Keinginan saya adalah menjadi agen / intelijen negara dan berperan
aktif dalam kemajuan bangsa dan negara. Selain itu, saya mempunyai tekad yang keras dalam hal meringankan beban
orang tua, membahagiakan orang tua dan orang-orang disekitar saya, serta
mengenyam pendidikan untuk mencapai tujuan-tujuan saya. Saya termasuk orang
yang beruntung, karena saya mendapatkan kesempatan untuk mengawali langkah saya
di Sampoerna Academy.
Saya dibesarkan dalam keluarga
berkecukupan namun sederhana.
Saya dan orang tua Ayah saya bernama Asro, beliau bekerja sebagai
seorang pegawai negeri
sipil yang bertugas di kantor desa Mojoagung, dengan gaji
bersih kurang dari tiga juta per
bulan. Dibesarkan oleh keluarga yang sederhana tidak membuat
beliau pantang menyerah, beliau adalah lulusan S1 jurusan ekonomi di
universitas negeri di Surabaya, dan sekarang beliau juga dalam proses mengenyam
pendidikan S2, hal tersebut adalah salah satu pemicu semangat
saya dalam belajar. Di desa saya, beliau termasuk warga yang dihormati karena
sikap beliau yang sederhana. Sikap pantang menyerah, gigih, dan tidak
berfoya foya juga
selalu beliau tanamkan. Beliau juga
sangat sering memberi wejangan-wejangan kepada saya, mendengarkan cerita-cerita
saya, dan terkadang memberi saran dalam memecahkan masalah.
Jika
ada nominasi ayah terbaik, Beliau adalah juaranya. Sedangkan Ibu
saya adalah seorang ibu rumah tangga. Bukan bermaksud untuk berpangku tangan, tetapi ayah saya
menyarankan kepada ibu saya untuk tidak bekerja diluar rumah, dan ibu saya pun
menjalankan saran ayah saya. Beliau menjalankan tugas sebagai ibu dan istri
dengan sangat baik, setiap pagi beliau bangun sangat pagi. Sebagai seorang
istri PNS, beliau juga mengikuti kegiatan-kegiatan di luar seperti PKK dan
Kader Posyandu. Enny Kusrida adalah namanya. Seperti halnya ayah saya, jika ada
nominasi ibu terbaik, Beliau adalah
juaranya. Mereka berdua bekerja
keras dan rela berkorban hanya untuk memenuhi kebutuhan saya dan untuk melihat saya sukses.Keadaan
ini tidak menguragi keharmonisan keluarga bahkan saya merasa beruntung
dibandingkan teman lainnya,
tetapi saya juga harus bersyukur akan anugrah ini dan menjalankan kepercayaan
mereka dengan baik. Selain itu mereka juga memberi kebebasan kepada saya, saya boleh melakukan
apa saja asalkan tidak melanggar aturan dan tidak mengganggu orang lain.
Kesalahan-kesalahan pun juga pernah saya lakukan, jika saya mendapatkan suatu
masalah, mereka tidak langsung turun tangan untuk membantu menyelesaikan, mereka
membiarkan saya menyelesaikan masalah saya sendiri, tetapi mereka juga tetap
memantau, jikalau saya menemukan kesulitan mereka juga akan tetap bersedia membantu
saya. Masalah-masalah yang datang juga semakin menambah pengalaman dan rasa
tanggung jawab saya. Tetapi mereka juga sering memperingatkan saya bahkan
memarahi saya, tetapi saya sadar bahwa mereka hanya ingin saya
tidak salah gaul, memiliki rasa tanggung
jawab
dan membiasakan disiplin waktu dan disiplin ilmu. Disamping itu, saya adalah harapan
untuk meningkatkan martabat keluarga dan mencapai kesuksesan yang hanya bisa
mereka tengadahi. Mengerti atas semua usaha yang telah tercurahkan, saya ingin meringankan
beban mereka agar setidaknya mereka bisa menikmati hari tua dengan hasil mereka
sendiri. Saya juga
mempunyai seorang adik perempuan yang sekarang duduk dibangku sekolah dasar,
dia bernama Putri Aulia. Cita-citanya adalah menjadi seorang bupati, dia
bercita-cita sebagai seorang Bupati karena dia berpikir bahwa Bupati adalah
seorang yang dihormati, dan tak jarang orang tua saya mengajak adik saya
jikalau ada acara yang umum yang menghadirkan bupati. Senyum dan riang adalah
ciri khas dia, itulah mengapa banyak dari temannya yang suka bergaul dengan
dia. Walaupun masih berusia anak-anak, dia sudah mengerti bagaimana menghargai
orang. Semua itu tak lepas dari bimbingan orang tua. Orang tua saya dan saya
menginginkan adik saya mendapatkan pendidikan yang tinggi dan dapat mencapai
cita-citanya.
Kesuksesan dan perkembangan
seseorang juga bisa dilihat dari prestasi dan pencapaian yang diraih. Tak
banyak prestasi yang saya raih , namun saya merasa mengalami kemajuan
pencapaian dalam softskill yang akan berdampak besar dalam kehidupan saya.Pada waktu TK, orang tua saya menyekolahkan saya diwaktu
saya belum mencukupi umur, oleh karena itu saya harus menyisihkan waktu selama
3 tahun terlebih dahulu di bangku TK untuk melanjutkan pendidikan di jenjang
Sekolah Dasar.
Sekolah Dasar tempat saya belajar terletak tepat di depan rumah saya, jadi tak
perlu menaiki kendaraan untuk kesana, cukup berjalan kaki.
Saya selalu menjadi juara kelas sewaktu Sekolah Dasar,
saya tidak pernah mendapatkan peringkat diluar 2 besar. Di sisi akademik,saya
sering mengikuti olimpiade sains yang diadakan oleh Dinas Pendidikan namun saya belum bisa
menjuarainya. Selain itu, saya juga mengikuti lomba siswa teladan tingkat
kabupaten namun sayangnya
saya juga belum bisa menjadi juara. Selain itu lomba cerdas cermat agama, lomba menggambar,
lomba baca puisi, lomba fashion show,
karnaval budaya juga pernah saya ikuti. Setelah menempuh pendidikan Sekolah Dasar selama 6 tahun, saya bisa
melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama. Saya melanjutkan sekolah di
kabupaten Bojonegoro, karena sekolah favorit di kabupaten Tuban sulit saya
jangkau karena jarak yang sangat jauh dari rumah, dan sekolah favorit paling
dekat dengan rumah saya adalah di kabupaten Bojonegoro, itu disebabkan karena
rumah saya yang terletak di perbatasan, tepatnya di pinggir kabupaten Tuban
yang dekat dengan Kabupaten Bojonegoro. Sebenarnya saya menginginkan bersekolah di
SMPN 1 Bojonegoro yang memang menjadi sekolah terfavorit se kabupaten, tetapi
sayangnya saya diterima di SMPN 2 Bojonegoro, tetapi itu tidak membuat saya
patah semangat. Setiap hari saya harus menempuh jarak 11 km dengan sepeda untuk
mencapai sekolah saya. SMP saya bertaraf
RSBI, dan alam KBM guru guru saya mengajar dengan 60% bahasa
English dan sisanya bahasa. Saya
juga sempat
mengikuti bimbingan belajar selama SMP. Hasilnya, rapor tiap semester tidak
lepas dari 3 besar namun selalu berubah ubah. Saya
banyak menghabiskan waktu bersama teman.Pengaruh positif dan negatif pun saya dapatkan. Menginjak suasana kelas 2 semester akhir
, sekolah sudah menyiapkan lebih awal siswa-siswinya yang akan melanjutkan
studi ke SMA - SMA favorit. Oleh karena itu, saya mulai sadar dan mulai
memikirkan SMA yang saya inginkan.
Selain menjadi juara kelas, prestasi-prestasi lain juga pernah saya raih.
Seperti halnya juara IV lomba siswa teladan se-kabupaten Bojonegoro, pada saat
itu saya mewakili sekolah saya. Lomba Bela Negara pun juga pernah saya ikuti,
pada waktu itu saya terpilih sebagai satah satu anggota tim dari kabupaten
Bojonegoro untuk lomba tingkat provinsi. Selain itu lomba olimpiade MIPA juga
sering saya ikuti, tetapi saya belum berhasil menjadi juara. Di sisi
non-akademik saya sering mengikuti karnaval budaya, salah satunya adalah
karnaval budaya untuk memperingati HUT Kabupaten Bojonegoro, pada saat itu saya
berperan sebagai Sosrodilogo yang merupakan pemeran utama dalam karnaval
tersebut. Sebagai seorang Sosrodilogo, pada saat itu saya membacakan sebuah
surat di depan Bupati dan jajarannya, serta seluruh masyarakat Kabupaten
Bojonegoro. Setelah
kenaikan kelas ,saya semakin giat mengikuti bimbingan belajar guna memperoleh
nilai terbaik dalam UN.Beberapa tryout saya hadapi.Hasilnya masih dalam 3 besar
secara acak. Saya juga mulai
memikirkan kemana saya akan melanjutkan pendidikan saya. Saya banyak bertanya
dan setelah menimbang nimbang,saya
memilih SMAN 10 Malang sebagai pilihan utama. Setelah mengikuti beberapa tes yang bertahap ,saya
pun diterima di SMAN 10 Malang. Setelah
lega mendapatkan bangku di
SMA terbaik,saya mulai fokus terhadap
ujian saya. Setelah selesai
UN, saya mempersiapkan hal-hal yang sekiranya dibutuhkan di SMA. Seperti halnya
kemampuan berbahasa Inggris. Saya mengikuti kursus bahasa Inggris selama 3
minggu, guna untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris, dan juga mengisi
waktu liburan pasca Ujian Akhir.
Sebenarnya
saya sedikit kecewa dengan pengumuman Ujian Nasional SMP, hasil yang saya capai
belum maksimal. Pada waktu try out, saya bisa menduduki peringkat 3 besar,
tetapi pada waktu ujian nasional, jangankan 3 besar, 10 besar pun belum bisa
saya duduki. Tetapi saya tidak begitu kecewa, karena di sisi lain saya sudah
mendapatkan bangku di SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy) yang mana tidak semua
orang bisa mendapatkannya. Akhirnya hari yang saya tunggu tiba, hari pertama
saya masuk di asrama Sampoerna Academy. Pada saat itu perasaan saya campur
aduk, perasaan bahagia karena bertemu teman-teman baru, perasaan sedih karena
berpisah jauh dengan orang tua, dan perasaan takut karena bayang-bayang tidak
bisa beradaptasi. Tetapi dengan waktu singkat, saya bisa menghilangkan rasa
takut dan sedih itu, itu semua juga karena teman-teman baru saya yang sangat
luar biasa. Wajah-wajah pemimpin terlihat diwajah mereka. Kita semua tingal di
asrama Sampoerna Academy, berbagi suka cita, sedih, pengalaman, dan cerita. Tak
jarang kita juga sering menemukan masalah-masalah, dan dengan senang kita
membantu menyelesaikan masalah-masalah itu. Itu semua juga membuat kita lebih
tegar dan dewasa, serta dari masalah-masalah tersebut kita bisa belajar dan itu
termasuk miniatur kehidupan sebenarnya yang akan kita lalui kelak.Saya pribadi
merasa senang dan beruntung bisa merasakan ini semua. Selain di asrama, kita
juga banyak belajar di sekolah. Tidak hanya belajar akademik dan non-akademik,
tetapi juga belajar pelajaran hidup atau life-skill.
SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy) memiliki program Learning to Live yang mana bisa membantu siswa untuk bisa lebih berkembang.
Prestasi-prestasi pun sering teman-teman dapatkan, saya merasa sangat merasa
bangga dan lebih termotivasi. Di jenjang SMA, prestasi saya lebih condong di
non-akademik, seperti menjadi 5 penyaji terbaik dalam festival ludruk pelajar. Prestasi
organisasi pun saya raih, saya terpilih menjadi ketua OSIS periode 2012/2013. Tetapi
saya juga menjadi pengurus osis 2011/2012, saya bekerja sebagai sekbid VI yang
mengurusi tentang kewirausahaan. Menjadi pengurus OSIS juga pernah saya rasakan
sewaktu masih SMP, pada saat itu saya sebagai koordinator sekbid V yang
mengurusi tentang berorganisasi politik, pendidikan, dan kepemimpinan.
Sejak
kecil, saya mempunyai cita-cita. Cita-cita itu sering berubah seiring
perkembangan diri saya dan juga perkembangan waktu. Pada waktu di Sekolah
Dasar, saya ingin menjadi dokter, karena saya pikir dokter adalah pekerjaan
mulia dan saya rasa saya aunggul di bidang IPA. Sedangkan pada waktu SMP saya
berkeinginan menjadi Pilot. Dan itu berubah lagi pada waktu SMA, cita-cita saya
ingin menjadi Intelijen Negara, karena
saya pikir pekerjaan tersebut sangat mulia, dan saya bisa berkontribusi kepada
tanah air salah satunya melalui pekerjaan ini. Tetapi saya pernah berfikir
bahwa jadi apapun saya, itu tidak masalah, asal bisa berguna bagi nusa, bangsa,
dan orang disekitar saya.